Kamis, 04 April 2013

Samiaji Sang Manusia Bionik

Matahari seperti biasa terbit dari timur dan terbenam di barat. Begitu pula sama dengan kehidupan Samiaji, seorang lelaki berumur masih bisa dibilang muda merupakan seorang lelaki biasa yang hidup di sebuah desa bernama Desa Ranggeuna. Setiap hari dia selalu membantu ibu dan ayahnya membajak sawah. Suatu hari, ia bertanya kepada ayahnya, " Ayah! Mengapa aku harus terus membantu ayah membajak sawah? Sedangkan teman-temanku malah asyik bermain " ujar Samiaji kepada ayahnya yang tua renta bernama Samiun. Dengan santainya Samiun menjawab, " Kamu itu beruntung karena disaat mereka sedang asyik bermain, kamu sudah mendapatkan pengalaman bagaimana susahnya mencari nafkah untuk kelangsungan hidup kamu. Jadi, kamu setidaknya sudah tahu bagaimana susahnya untuk bertahan hidup didunia ini. Tak seperti mereka yang mungkin tidak tahu bagaimana cara bertahan hidup. " nasehat Samiun kepada Samiaji. Lalu dengan sambil berkata maaf Samiaji pun kembali membantu ayahnya.

Suatu hari, Samiaji memutuskan untuk pergi ke kota untuk mencari nafkah.
" Ayah, izinkanlah dan doakanlah anakmu ini agar berhasil nanti di kota " begitu katanya kepada ayahnya.
" Yasudah, hati-hati kamu disana jangan macem-macem. Ingat pesan ayah yah " nasehat ayahnya.
" Baiklah ayah, tetapi ayah tidak pernah memberi pesan apa-apa " balasan Samiaji
" Ya itu maksud ayah, sudah sana pergi ayah mau tidur " ujar ayahnya.

Setelah beberapa tahun berkelana di kejamnya kota, Samiaji mengalami kecelakaan berat sehingga seluruh anggota tubuhnya sudah tidak berfungsi lagi. Tetapi ada ilmuwan yang ingin melakukan penerapan badan bionic kepada seluruh badan Samiaji. Teknologi ini memungkinkan manusia memiliki kekuatan yang melibihi diatas rata-rata manusia biasa. Setelah operasi disetujui dan operasi berhasil, akhirnya Samiaji yang kini berubah nama menjadi B10-SMJ telah menjadi manusia bionic pertama didunia. Kini ia tak hanya sebagai manusia bionic pertama, dia juga sebagai pahlawan yang membantu kota membasmi kejahatan. Lalu keesokan paginya Samiaji pun terbangun dari mimpinya sambil memeluk dan mencium guling kesayangannya bernama Gugu. The End.

Samiaji setelah sukses


Suket ...


Suket, merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa yang mempunyai makna sebagai tanaman liar atau bisa juga disebut rumput liar. Seorang seniman yang berasal dari Surakarta yang mendedikasikan hidupnya kepada seni yang ia kembangkan sejak lama yaitu Sanggar Wayang Suket yaitu Slamet Gundono. Seni Suket ini sendiri merupakan Wayang yang terbuat dari rumput liar saja yang dibentuk seperti tokoh perwayangan. Dengan lihainya dia memainkan wayang-wayangnya yang terbuat dari rumput tersebut yang kita sebut Suket itu. Walaupun dengan badannya yang bisa dibilang besar, dia sangatlah lihai dan cekatan dalam memainkan wayang-wayangnya. Banyak filosofi yang bisa kita ambil, seperti hidup bagaikan suket dia bisa tumbuh dimana saja tak peduli bagaimana situasi dan cuaca yang ekstrem. Bagaikan semangat hidup yang membara, walaupun banyak rintangan membentang tak akan menjadi halangan untuk tetap berjuang hidup. Tujuan dari pertunjukan Wayang Suket yaitu mengajari kita untuk tetap berjuang untuk tetap hidup, lalu di setiap pengorbanan pasti ada hasil yang indah dibaliknya.

Film ini menginspirasikan saya, kadang kesederhanaan itu lebih mewah dari segala kemewahan harta kekayaan.